Tali temali dan Pionering
A.
Macam-macam Simpul
1.
Membuat Simpul Anyam Berganda (Double
Sheet Bend)
Membuat Simpul Anyam Berganda atau Double
Sheet Bend sebenarnya akan sangat mudah bila sebelumnya telah
menguasai keterampilan kepramukaan membuat simpul anyam. Memang
simpul anyam berganda merupakan pengembangan dari simpul anyam terutama untuk
meningkatkan daya ikat (kekuatan) tali dalam menyimpul.
Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai double sheet bend, tidak hanya mempunyai kemiripan
bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau kegunaan simpul ini pun nyaris
sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah utas tali kering yang
ukurannya tidak sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda digunakan jika
perbedaan ukuran antara dua utas tali yang disambung tersebut sangat besar.
Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin
menyambung dua utas tali kering yang ukurannya sama, gunakansimpul mati. Jika
kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu besar dan satunya lagi kecil),
gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran tersebut sangat mencolok (yang
satu sangat besar dan satunya sangat kecil), gunakanlah simpul anyam berganda.
Cara
Membuat Simpul Anyam Berganda
Membuat Simpul Anyam Berganda tidaklah sulit terutama jika sebelumnya telah menguasai simpul anyam. Karena itu, sebelum
mempelajari simpul ini, diharapkan telah bisa membuat simpul anyam terlebih
dahulu.
a.
Tekuk ujung tali yang besar
b.
Masukkan
ujung tali kecil (dari atas ke bawah), kemudian lingkarkan di bawah kedua utas
tali besar yang ditekuk tadi (gambar 1)
c.
Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara
tali besar dan kecil (gambar 2)
d.
Lingkarkan ujung tali kecil pada kedua utas
tali besar seperti langkah kedua.
e.
Selipkan ujung tali kecil di sela-sela
antara tali besar dan kecil lagi seperti langkah ketiga (gambar 3).
f.
Tarik dan eratkan kedua utas tali hingga simpul
menjadi erat.
Simpul anyam berganda telah selesai dibuat.
Jika dicermati, mulai langkah pertama hingga ketiga di atas sama persis seperti
membuat simpul anyam. Dan jika diakhir dilangkah tersebut (langkah ketiga;
gambar 2), telah tercipta simpul anyam. Dan jika ingin membuat simpul anyam
berganda tinggal dilanjutkan dengan langkah keempat dan kelima saja.
2.
Simpul Nelayan Kembar Inggris (Fisherman's
Knot)
Simpul Nelayan, Simpul Kembar, Simpul Inggris, atau Fisherman's
Knot. Banyak nama yang disandang oleh simpul ini. Selain itu simpul
nelayan juga kerap disebut juga sebagai simpul portugis, angler's knot, English
knot, halibut knot, waterman's knot, serta portuguese knot. Namun diantara
abanyak nama tersebut tampaknya yang lebih familiar di Indonesia untuk menyebut
nama simpul ini adalah simpul kembar atau simpul nelayan.
Nama simpul kembar merujuk
kepada bentuk simpul ini yang sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup. Sedangkan
penyebutan sebagai simpul nelayan (fisherman's knot) selain lantaran
kerap digunakan sebagai penyambung nilon (tali) pancingan juga sering digunakan
untung menyambung dua utas tali yang dalam kondisi basah.
Cara
Membuat Simpul Kembar atau Nelayan
Seperti diuraikan di awal, simpul nelayan, simpul kembar,
simpul inggris, simpul portugis (fisherman's knot) sebenarnya merupakan
gabungan dari dua buah simpul hidup pada masing-masing ujung dari dua utas
tali. Sehingga cara membuat simpul ini sebenarnya sangat mudah dan tidak sulit. Cara membuat
simpul ini adalah sebagai berikut:
a.
Sejajarkan dua buah utas tali
b.
Buatlah simpul hidup pada utas tali pertama
dengan badan tali kedua berada di tengah sosoknya.
c.
Buatlah simpul hidup pada utas tali kedua
dengan badan tali pertama berada di tengah sosoknya.
d.
Tarik kedua utas tali sehingga kedua simpul
hidup menjadi erat dan rapat.
Manfaat
Simpul Kembar, Nelayan, Inggris (Fisherman's Knot)
Manfaat
simpul kembar, nelayan, inggris (fisherman's knot) sebagaimana telah disinggung
di bagian awal artikel ini adalah untuk menyambung dua buah utas tali yang
mempunyai ukuran (besar) yang sama namun dalam
keadaan basah atau licin. Sehingga simpul ini kerap digunakan oleh para
pemancing dan nelayan untuk menyambung nilon atau tali pancing.
Dalam kepramukaan sendiri selain simpul nelayan dikenal juga
beberapa simpul lain yang digunakan untuk
menyambung tali semisal simpul mati dan simpul anyam. Bedanya, simpul kembar
digunakan jika tali yang disambung berukuran sama besar namun dalam keadaan
basah atau licin. Sedangkan simpul mati digunakan jika ukuran tali sama besar
dan tali kering,
3.
Simpul Hidup
Simpul hidup merupakan simpul paling dasar.
Simpul hidup atau overhand knot juga menjadi simpul yang mendasari pembuatan
simpul-simpul lainnya seperti simpul mati dan simpul nelayan atau simpul kembar.
Simpul hidup digunakan sebagai simpul pada ujung tali untuk
menjaga agar jalinan tali di ujung tali tidak terurai serta menjaga tali dari pergeseran. Di
kepramukaan, simpul hidup termasuk salah satu simpul yang harus dikuasai oleh
para pramuka. Simpul ini termasuk salah satu simpul yang diujikan dalam Syarat
Kecakapan Umum baik untuk pramuka siaga maupun SKU Penggalang
Cara
Membuat Simpul Hidup
Untuk membuat simpul hidup sangatlah
mudah. Caranya buatlah sosok (lingkaran) kemudian masukkan salah satu
ujung tali ke dalam sosok tersebut kemudian eratkan (tarik kedua ujung tali)
hingga sosok tadi mengencang.
Selain overhand knot juga dikenal double
overhand knot dan overhand
loop.
Double overhand knoot merupakan overhand knoot ganda di mana pada langkah kedua (gambar
kedua) tali dimasukkan dua kali ke dalam sosok baru dieratkan. Sedangkan untuk
overhand loop membuatnya dengan terlebih dulu membagi tali (bagian yang hendak
disimpul) menjadi dua bagian baru disimpul hidup sehingga salah satu ujungnya
berupa sosok.
Namun kedua simpul ini lebih jarang digunakan di kepramukaan. Untuk overhand loop lebih sering diganti dengan simpul tiang karena overhand
loop akan lebih sulit dilepas
setelah menerima beban yang kuat ketimbang simpul tiang.
4.
Simpul Tambat (Timber Hitch)
Membuat simpul tambat (timber hitch) memang tidak
termasuk salah satu materi dalam ujian SKU, lain halnya dengan simpul pangkal dansimpul tiang. Namun simpul tambat pun harus dikuasai karena dalam
pembuatan ikatan silang, harus didahului dengan simpul tambat ini. Padahal teknik
kepramukaan ikatan silang termasuk salah satu syarat dalam SKUPenggalang Ramu.
Simpul tambat atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai timber hitch sebenarnya sebuah simpul yang sangat
sederhana dalam tali temali. Kegunaannya, selain untuk memulai ikatan silang
juga untuk menautkan tali pada benda-benda lain, terutama benda-benda yang
berukuran besar.
Cara
Membuat Simpul Tambat
Untuk
mempelajari keterampilan kepramukaan bidang tali temali, simpul tambat, Blog Pramuka ini
menyajikan gambar-gambar tutorial langkah perlangkah dalam membuat simpul
tambat. Juga dilengkapi dengan animasi sederhana tentang pembuatan simpul
tambat.
Mari
kita mulai belajar membuat simpul tambat dengan memperhatikan gambar berikut:
langkah-langkah membuat
simpul tambat yaitu:
a.
Belitkan tali pada benda yang hendak di tali
semisal batang kayu.
b.
Putar (tautkan) ujung tali sehingga membentuk
sosok (mata tali) pada badan tali.
c.
Belitkan ujung tali melingkari badan tali yang
nantinya bersentuhan dengan batang kayu.
d.
Belitkan seperti langkah ke-3 hingga beberapa
kali (banyaknya belitan disesuaikan dengan besar batang kayu)
e.
Tarik badan tali dan dorong sosok (mata tali)
hingga erat dengan batang kayu.
f.
Selesai
5.
Simpul Tiang (Bowline Knot)
Membuat simpul tiang atau bowline
knot menjadi salah satu teknik kepramukaan bidang tali temali yang wajib dikuasai oleh setiap pramuka. Simpul
tiang juga termasuk salah satu materi yang terdapat dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU).
Keterampilan membuat simpul tiang termuat sebagai syarat SKU Penggalang
bersama simpul mati, simpul
hidup, simpul anyam, dan simpul pangkal.
Simpul
tiang sebenarnya sama dengan simpul anyam,
perbedaannya hanya pada posisi dan manfaatnya atau kegunaannya. Jika simpul
anyam dibuat dengan dua dua ujung dari dua utas tali (antara ujung dengan ujung
tali) berbeda dengan simpul tiang yang dibuat dengan satu utas tali dimana
simpul dibuat antara ujung tali dengan badan tali. Namun jika diperhatikan
bentuk tautan talinya sama.
Manfaat
dari simpul tiang adalah untuk membuat sebuah sosok (mata tali) yang
kedudukannya tetap (tidak
bergeser) atau untuk mengikat sesuatu yang membutuhkan keleluasaan bergerak
semisal leher binatang. Dengan simpul tiang, sosok yang terbuat akan tetap dan
tidak bergeser (menciut atau melonggar) sehingga leher binatang tidak terjerat.
Cara
Membuat Simpul Tiang
Untuk
membuat simpul tiang caranya tidak sulit. Perhatikan terlebih dahulu gambar
berikut:
a.
Pertama buatlah sosok di bagian tengah tali.
b.
Ujung tali dimasukkan ke dalam sosok dari arah
bawah, kemudian ke atas tali di sisi lain sosok, dan terakhir lewatkan ke
belakang (bawah) utas tali yang ada di sebelah atas sosok.
c.
Lingkarkan tali pada utas tali tersebut,
kemudian masukkan ujung tali ke dalam sosok.
d.
Tarik kedua badan tali beserta ujung tali
sehingga simpul menjadi erat.
6.
Simpul Jangkar (Cow Hitch)
Membuat simpul jangkar atau cow hitch menjadi
salah satu simpul dalam teknik kepramukaan bidang
tali temali yang sering dipraktekkan. Baik pada pramuka siaga,penggalang, penegak hingga pandegadiharapkan
menguasai simpul jangkar ini. Apalagi simpul jangkar menjadi salah satu simpul
yang diujikan dalam Syarat Kecakapan Umum.
Simpul
jangkar (cow
hitch) kerap digunakan untuk menautkan tali pada benda lain secara cepat,
mengikat jangkar, hingga membuat usungan darurat atau dragbar bersama
dengansimpul pangkal dan
ikatan palang.
Cara
Membuat Simpul Jangkar
Untuk
membuat simpul jangkar
atau cow hitch sangat
mudah. Ada beberapa cara dalam membuat simpul jangkar. Cara yang paling umum
dan dianjurkan adalah sebagai berikut:
a.
Lingkarkan
ujung tali pada benda yang hendak ditali dari sebelah bawah benda (gambar 1)
b.
Lintaskan
ujung tali di belakang badan tali (gambar 2)
c.
Lingkarkan
ujung tali sekali lagi pada benda yang hendak ditali dari sebelah atas benda
(gambar 3)
d.
Selipkan
ujung tali sehingga sama dan sejajar dengan badan tali (gambar 4)
e.
Tarik
kedua ujung tali sehingga simpul mengencang.
Di
samping cara tersebut di atas, bisa juga dengan langkah lain seperti gambar
berikut:
a.
Bagi dua
tali dan lingkarkan pada benda yang hendak ditali
b.
Tarik
kedua badan tali (lihat tanda panah), sehingga seluruh tali masuk ke dalam
sosok
Cara
kedua ini tampak lebih mudah
dan cepat namun memiliki keterbatasan terutama jika badan tali terlalu panjang
akan sehingga memakan waktu ketika menarik badan tali hingga masuk ke dalam
sosok. Karena itu cara kedua hanya direkomendasikan jika tali tidak terlalu
panjang.
7.
Simpul Anyam (Sheet Bend)
Membuat simpul anyam
atau sheet bend menjadi
salah satu teknik kepramukaan bidang tali temali yang paling dasar. Bersama
dengansimpul mati, simpul hidup, simpul pangkal, simpul jangkar, dan beberapa lagi, simpul
anyam akan sangat sering dipakai dalam kegiatan tali temali di kepramukaan.
Karena peran pentingnya itu para pramuka, mulai
darisiaga, penggalang, maupun anggota dewasa, sudah selayaknya
menguasai dengan benar teknik pembuatan simpul anyam (sheet
bend ).
Simpul
anyam digunakan untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak
sama besar. Dalam arti, jika ingin menyambung dua utas tali di mana yang satu
berukuran besar dan satunya lagi berukuran kecil, gunakanlah simpul anyam.
Cara
Membuat Simpul Anyam
Untuk
membuat simpul anyam atau sheet
bend tidaklah sulit. Caranya adalah:
a.
Buatlah
sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar, tali
berwarna biru)
b.
Masukkan
ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam sosok tali besar (biru) dari arah
bawah
c.
Belitkan
ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
d.
Sisipkan
ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri (gambar 3)
8.
Simpul Pangkal (Clove Hitch)
Membuat
simpul pangkal atau clove hitch amatlah mudah, gak percaya?. Kita
praktekkan saja betapa mudahnya membuat simpul pangkal. Simpul pangkal sendiri
merupakan salah satu ‘simpul wajib’ dalam teknik kepramukaan di samping simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan beberapa
simpul lainnya. Simpul ini berguna untuk menautkan pada balok serta untuk
memulai dan mengakhiri beberapa ikatan semisal ikatan palang, ikatan silang,
dan ikatan canggah. Mengingat fungsinya simpul pangkal di atas layaklah jika
dikatakan sebagai simpul wajib.
Dalam
kepramukaan simpul ini akan
sering digunakan. Seperti untuk mengikatkan tali tenda pada pasak tenda dan
saat mengikatkan tali penegang pada tiang tenda. Apalagi ketika membuat
pionering semisal tiang bendera, gapura tenda, menara pandang dan lainnya,
simpul yang satu ini tidak pernah terlewatkan. Saat menyambung tiang bendera,
ikatan canggah yang digunakan diawali dan diakhiri dengan simpul pangkal. Pun
ketika membuat menara pandang ataupun gapura yang tentunya akan banyak
menggunakan ikatan palang untuk menautkan dua tongkat (kayu) yang berpalangan
di mana simpul pangkal akan menjadi simpul awal dan akhir juga.
Sebagian
pihak memilih menyebut simpul pangkal sebagai ikatan pangkal. Hal ini didasari
pemahaman arti ‘ikatan’ sebagai persambungan antara tali dengan benda lain
semisal kayu dan tongkat. Dengan dasar pengertian tersebut simpul palang,
simpul jangkar, dan simpul tambat akan dinamai sebagai ikatan lantaran tertaut
dengan benda lain. Padahal seharusnya ikatan dimaknai sebagai ‘rangkaian tali
dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau
lebih benda lain’. Jika menggunakan pengertian yang terakhir ini, simpul
pangkal bukanlah ikatan karena tidak menyatukan dua atau lebih benda lain.
Cara
Membuat Simpul Pangkal (Clove Hitch)
Di awal
artikel sudah disampaikan bahwa membuat simpul pangkal itu mudah. Saking
mudahnya dengan mata terpejam pun seharusnya bisa. Apalagi kemampuan membuat
simpul ini menjadi syarat dalam Syarat Kecakapan
Umum mulai dari pramuka siaga, pramuka penggalang, bahkan pramuka penegak. Kita mulai cara
membuat simpul pangkal.
Cara
Pertama:
a.
Lingkarkan
tali pada tongkat atau kayu (dari arah bawah) sehingga membentuk ‘sosok’ dengan
tongkat ada di tengahnya.
b.
Lingkarkan
sekali lagi di sebelah kiri ‘sosok’ yang pertama.
c.
Ujung
sosok dimasukkan sebagaimana arah tanda panah pada gambar di bawah
d.
Rapatkan
kedua sosok dan tarik ujung tali hingga kencang.
e.
Selesai
Cara
Kedua:
a.
Buatlah
dua ‘sosok’ tali seperti pada gambar “a”. Perhatikan posisi kedua ujung tali di
mana ujung pertama ada di atas tali (pada gambar, ‘sosok’ yang kiri) dan ujung
kedua ada di bawah tali (pada gambar, sosok yang kanan)
b.
Rekatkan
kedua sosok hingga bertumpukan dengan posisi sosok yang ujung talinya di bawah
berada di atas sosok yang ujung talinya di bawah (gambar “b”)
c.
Masukkan
sosok yang bertumpukan tadi melingkari tongkat atau kayu (gambar “c”)
d.
Selesai.
Kedua
cara membuat simpul pangkal di atas sama-sama mudahnya. Tinggal memilih mana
yang disukai dengan memperhatikan kondisi. Artinya simpul pangkal hendak di
buat di tengah-tengah kayu lebih tepat menggunakan cara pertama karena jika
menggunakan cara kedua akan kesulitan saat menempatkan simpul ke tongkat.
9.
Simpul Mati (Reef Knot)
Simpul
mati atau reef knot (disebut juga sebagai square knot) merupakan salah
satu simpul mendasar dalam kepramukaan dan kehidupan sehari-hari. Bagi seorang pramuka baik
pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak maupun pandega seharusnya
menguasai simpul mati ini.
Kegunaan
simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan dalam
keadaan kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk menyambung
dua buah tali yang besarnya berbeda. Ataupun dengan simpul nelayan (simpul
Inggris) yang digunakan untuk menyambung tali yang basah atau licin. Di samping
untuk menyambung tali, simpul mati juga digunakan untuk menali perban segi tiga
(mitela) saat melakukan PPPK. Dengan fungsi dan kegunaannya, simpul mati akan
sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti kegiatan
kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.
Cara
Membuat Simpul Mati
Setelah
mengetahui kegunaan simpul mati, sekarang saatnya seorang pramuka belajar cara
membuat simpul mati. Caranya gampang, silakan lihat gambar berikut:
Untuk memudahkan instruksi, dalam tutorial membuat simpul mati ini kita ibaratkan sedang menyambung dua buah tali yang satu berwarna biru dan satunya lagi berwarna putih. Langkah-langkah membuat simpul mati adalah sebagai berikut:
a.
Letakkan
ujung tali putih di atas ujung tali biru.
b.
Lingkarkan
ujung tali putih ke bawah tali biru kemudian lingkarkan lagi ke atas.
c.
Balik
arah ujung tali biru yang tadinya ke arah kanan menjadi ke arah kiri . Demikian
juga dengan ujung tali putih, balik ke arah kanan dan letakkan ujungnya di atas
ujung tali biru.
d.
Ulangi
langkah pada nomor dua.
e.
Tarik
masing-masing ujung tali sehingga simpul menjadi kencang.
f.
Dan
selesai, simpul mati atau reef
knot atau square knot telah jadi.
B.
Jenis-jenis Ikatan dalam Tali Temali
Jenis-jenis ikatan yang digunakan dalam tali
temali dan pionering oleh pramuka itu apa saja?. Terkadang saat melihat
sebuah pionering yang sudah berdiri megah kita menjadi bingung dengan jenis
simpul dan ikatan yang dipergunakan, seakan ribet sekali. Padahal, dalam tali
temali maupun pionering yang dipraktekkan dalam kepramukaan, pada intinya hanya
menggunakan 4 jenis ikatan. Ikatan pun menjadi salah satu teknik kepramukaan
yang mendasar dan sangat sering digunakan.
Keempat jenis ikatan tersebut adalah ikatan
palang, ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga. Dalam kesempatan
kali ini kita akan mencoba mempraktekkan membuat masing-masing dari jenis
ikatan tersebut. Ikatan dalam tali temali sendiri mempunyai arti sebagai
rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(mengikat) dua atau lebih benda lain.
1.
Ikatan Palang (Square Lashing)
Ikatan palang dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai square lashing merupakan sebuah ikatan yang berfungsi
untuk menautkan dua tongkat atau kayu yang posisinya saling tegak lurus.
Penggunaannya seperti untuk membuat kerangka dragbar (tandu),
dll. Untuk membuat ikatan palang, berikut adalah langkah-langkahnya:
a) Buatlah
simpul pangkal di salah satu tongkat. Belitkan sisa utas tali yang pendek ke
utas tali yang panjang.
b) Belitkan
tali sedemikian rupa (lihat gambar poin “b” dan “c”) pada kedua tongkat. Bagian
atas, jejerkan lilitan tali kedua di sebelah dalam lilitan kedua, demikian
selanjutnya).
c) Setelah
sekitar empat lilit (atau sesuai kebutuhan), ganti arah putaran tali dan
lilitkan di antara dua tongkat (lihat gambar “c” dan “d”)
d) Akhiri
ikatan dengan simpul pangkal di tongkat yang berbeda dengan yang disimpul
pangkal pada pertama ikatan (lihat gambar “e” dan “f”)
2.
Ikatan Silang (Cross Lashing)
Ikatan silang dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai cross lashing. Kegunaan dari ikatan ini adalah untuk
menautkan dua buah tongkat atau kayu yang psosisinya bersilangan. Umumnya sudut
yang terbentuk dari dua buah tongkat tersebut tidak tegak lurus atau 90 derajat.
Jika tegak lurus gunakanlah ikatan palang. Untuk membuat ikatan silang ikutilah
langkah-langkah berikut:
a) Buatlah
simpul tambat di persilangan kedua tongkat.
b) Belitkan
tali antara sudut samping sebanyak empat kali (atau lebih sesuai kebutuhan).
c) Ganti
belitkan tali antara sudut atas-bawah sebanyak empat kali (atau lebih sesuai
kebutuhan).
d) Akhiri
ikatan silang dengan membuat simpul pangkal di salah satu kayu atau tongkat.
3.
Ikatan Canggah
Ikatan Canggah digunakan untuk menyambung dua
buah tongkat secara lurus. Penggunaan ikatan canggah seperti untuk membuat
tiang bendera dengan sambungan tongkat. Terdapat beberapa versi ikatan canggah,
namun yang lebih sering digunakan adalah sebagaimana langkah-langkah berikut:
a) Buatlah
sosok di antara dua tongkat yang disambung.
b) Utas
tali yang panjang dililitkan mengitari kedua tongkat. Lilit hingga bagian akhir
persambungan.
c) Masukkan
utas tali ke dalam sosok yang dibuat pada langkah pertama tadi (gbr. 2)
d) Tarik
ujung tali sehingga sosok masuk ke dalam lilitan (gambar 2)
e) Utas
tali yang bawah simpul dengan simpul pangkal
4.
Ikatan Kaki Tiga (Tripod Lashing)
Ikatan kaki tiga digunakan untuk menggabungkan
tiga buah kayu atau tongkat dengan posisi saling lurus atau untuk membentuk
kaki tiga. Untuk membuat ikatan kaki tiga ikuti langkah-langkah berikut:
a) Susun
tongkat secara sejajar.
b) Buatlah
simpul pangkal di salah satu tongkat terluar.
c) Belitkan
tali membentuk anyaman pada ketiga tongkat (gbr. 3 –4)
d) Belitkan
tali secara menyilang mengikat anyaman antara tongkat pertama dan kedua (gbr.
5-6)
e) Lakukan
hal serupa antara tongkat kedua dan ketiga (gbr. 7-8)
f) Buatlah
simpul anyam di tongkat terluar (yang berbeda tongkat dengan simpul anyam
pertama) (gbr. 9-12)
Itulah cara membuat ikatan palang, ikatan
silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga. Jika gambar kurang jelas atau
terlalu kecil, silakan klik kanan kemudian klik ‘buka tautan di tab baru’ untuk
memperoleh gambar dengan ukuran yang lebih besar. Semoga teknik kepramukaan
mengenai ikatan dalam tali temali dan pionering yang biasa digunakan pramuka
ini membantu kita menguasai teknik kepramukaan.
C.
Macam-macam
contoh penerapan Pionering
1.
Pionering Gapura dengan 23 Tongkat
Membuat pionering gapura tenda dengan
menggunakan 23 tongkat pramuka. Yup, kali ini Blog Materi Latihan Pramuka, Pramukaria, mencoba mendesain sebuah gapura tenda dengan
memanfaatkan tongkat pramuka standar pramuka sebanyak 23 tongkat. Dengan
bantuan tali temali, tongkat-tongkat tersebut dirangkai menjadi sebuah gapura
tenda yang siap digunakan di perkemahan.
Untuk lebih mempermanis penampilan gapura, di
sisi kanan dan kiri gapura ditambahkan rangkaian tongkat yang membentuk
sepasang kipas dengan menggunakan 14 tongkat. Sehingga total tongkat pramuka
yang dibutuhkan untuk membuat gapura dan aksesorisnya mencapai 37 tongkat.
Kesemua tongkat tersebut sengaja menggunakan
tongkat ukuran standar dengan satu ukuran. jadi semua tongkat memiliki panjang
yang sama yaitu 160 cm, tanpa ada yang dipotong ataupun menggunakan tongkat
bantuan yang berukuran berbeda.
Penampilan gapura tenda dengan 23 tongkat
standar pramuka tersebut adalah sebagai berikut:
Bagian utama gapura tersebut adalah dua buah
tiang gapura yang masing-masing merupakan persambungan dari tiga buah tongkat.
Untuk menopang kedua tiang tersebut dipasang dua bilah yang masing-masing
merupakan persambungan dari dua tongkat. Tongkat-tongkat lainnya di posisikan
sebagaimana dalam gambar gapura di atas.
Untuk menyambung tongkat digunakan ikatan
canggah seperti ketika menyambung tongkat untuk membuat tiang bendera.
Sedangkan untuk menautkan tongkat yang saling berpalangan (90 derajat)
digunakan ikatan palang. Terakhir untuk penguat tiang utama ditautkan tongkat
miring 45 derajat dari tiang gapura ke bagian sisi gapura yang ditautkan dengan
menggunakan ikatan silang.
Untuk mempelajari cara membuat ikatan palang,
ikatan silang, dan ikatan canggah, baca artikel: Jenis-jenis Ikatan.
Bagian sisi kiri dan kanan gapura di antara dua
tiang pembantu dirajut dengan tali pramuka dengan menggunakan simpul jangkar
sebagaimana ketika membuat dragbar. Tentang cara membuat dragbar, baca
artikel: Cara Membuat Dragbar dan Cara Membuat Simpul
Jangkar.
Untuk merakit kipas yang nantinya diletakkan di
samping kiri dan kanan gapura caranya adalah dengan memposisikan 7 tongkat yang
mengembang di ujung atasnya (sudut sekitar 15 derajat) dan mengumpul di ujung
satunya. Gunakan seutas tali untuk menautkan ketujuh tongkat tersebut dengan
simpul pangkal atau simpul tangga pada masing-masing tongkat. Cara membuat
simpul pangkal baca: Cara Membuat Simpul
Pangkal.
Nah, membuat gapura tenda dengan
menggunakan tongkat pramuka sebanyak 23 batang selesai sudah. Untuk semakin
menyemarakkan penampilan gapura, pada tiga tongkat di puncak gapura bisa
dipasangkan Bendera Merah Putih dengan diapit Bendera Pandu Dunia (WOSM) dan
Bendera Cikal (Bendera Gudep). Silakan untuk melakukan modifikasi sesuai dengan
kreatifitasnnya masing-masing sehingga tampilan gapura akan semakin menarik
namun mudah dan cepat saat pembuatannya.
2.
Contoh Model Pionering Jembatan
Contoh
model pionering ini melengkapi posting sebelumnya tentang contoh model
pionering menara
pandang. Yang disajikan adalah contoh model-model pionering berbentuk jembatan
dalam bentuk gambar dan foto. Dengan contoh ini para pramuka dapat merakit pionering ataupun menjadi sumber
inspirasi dalam menciptakan model-model pionering jembatan lainnya.
Selain dalam bentuk jembatan, pionering dapat
juga dibuat dalam model-model lainnya semisal pionering berbentuk tiang
bendera, pionering berbentuk menara pandang dan pionering berbentuk bangunan
gapura.
Pionering sendiri diambil dari kata dalam
bahasa Inggris ‘pioneering’ yang dapat diartikan sebagai ‘kepeloporan’. Atau
dari bahasa Indonesia ‘pionir’ yang menurut Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai “penganjur; pelopor; perintis
jalan; pembuka jalan.” Dalam kepramukaan pionering merupakan salah satu
keterampilan kepramukaan untuk mendirikan bangunan darurat dengan menggunakan
bahan-bahan yang terbatas. Dengan menggunakan barang seadanya semisal kayu,
tongkat, dan tali, seorang pramuka dituntut dapat membuat menara pandang,
jembatan darurat, tiang bendera, dan aneka perabot perkemahan seperti meja
makan, rak piring, rak sepatu dan lainnya.
Dalam membuat pionering tentu dituntut kemampuan dan penguasaan
terhadap materi tali temali semisalsimpul mati, simpul hidup, simpul pangkal, ikatan palang, ikatan silang, ikatan canggah
dan lain sebagainya. Karena dalam membuat pionering salah satu bahan utamanya
adalah tali.
Gambar
dan Contoh Pionering Jembatan
Berbagai
contoh gambar pionering berbentuk jembatan darurat. Kesemua pembuatan
jembatan-jembatan ini menggunakan teknik pionering.
·
Jembatan
Kaki Delapan
·
Jembatan
Derek
·
Jembatan
Tarik
·
Jembatan
Tali
·
Jembatan
Monyet
·
Jembatan
Suspensi
Persiapan
Membuat Pionering Jembatan
Di dalam
kepramukaan pionering bisanya dibuat dalam dua jenis. Yang pertama adalah
pionering dalam ukuran sebenarnya dan digunakan sebagaimana mestinya. Jika
membuat pionering jembatan berarti pionering tersebut memang dapat dipergunakan
dan aman untuk menyebarang. Pembuatan pionering jenis ini perlu perhitungan
yang matang dengan memperhatikan kondisi medan (semisal sungai) yang hendak
dipasangi jembatan.
Jensi
kedua adalah pionering dalam bentuk maket atau miniatur. Untuk membuat
pionering (termasuk pionering jembatan) dalam bentuk miniatur atau maket,
selain memperhatikan simpul dan ikatan yang digunakan juga perlu memperhatikan
aspek rasionalitas. Artinya, miniatur pionering yang dibuat tersebut mempunyai
bentuk dan ukuran yang logis sehingga jika diterapkan dalam kenyataan bisa
benar-benar dibangun.
Itu
beberapa model pionering jembatan yang mungkin dapat dicoba oleh para pramuka
baik penggalang,penegak, maupun
pandega. Satu yang pasti, pembuatan pionering selalu menjadi kegiatan yang
penuh tantangan. Dalam pengerjaannya membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan
kekompakan tim. Sehingga ketika sebuah pionering terselesaikan, rasa puas dan
bangga yang dirasakan tidak akan tergantikan.
3.
Contoh Model Pionering Menara Pandang
Contoh
model pionering menara pandang yang disajikan lengkap dengan gambar dan foto
ini adalah model-model pembuatan pionering khusus untuk menara pandang. Contoh
ini tentunya dapat dijadikan inspirasi bagi parapramuka dalam
membuat pionering. Di samping pionering model menara pandang, tentu ada
model-model pionering lainnya seperti pionering tiang bendera, jembatan, gapura
(pintu gerbang) dan berbagai jenis lainnya. Tetapi dalam postingan teknik kepramukaan kali ini dikhususkan membahas mengenai menara
pandang.
Pionering
sendiri diambil dari kata pionir yang mempunyai arti “penganjur; pelopor;
perintis jalan; pembuka jalan:” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Atau diambil
dari bahasa Inggris ‘pioneering’ yang berarti ‘kepeloporan’. Dalam kepramukaan
pionering merupakan keterampilan dalam pembuatan bangunan darurat dengan
menggunakan bahan-bahan seadanya. Jenis bangunan yang dibuat semisal menara
pandang atau menara jaga, tiang bendera, gapura atau pintu gerbang, jembatan,
dan aneka perabotan perkemahan semacam meja makan, rak sepatu, dan lain-lain.
Bahan yang digunakan untuk membuatnya biasanya terbatas pada kayu dan tali.
Karena itu dalam pembuatan pionering sangat diperlukan penguasaan terhadap
materi tali-temali termasuk aneka simpul dan
ikatan.
Gambar
Pionering Menara Pandang
Pada
kesempatan kali ini akan diberikan contoh berbagai model bangunan menara
pandang, menara pantau, atau menara jaga dengan teknik pionering.
·
Menara
pandang segitiga
·
Menara
pandang dua segitiga bersilangan
·
Menara
pandang dua segitiga terbalik
·
Menara
pandang dua kaki
·
Menara
pandang segiempat segitiga
·
Menara
pandang segiempat persegi
·
Menara
pandang segi empat enam kaki
Persiapan
Membuat Pionering Menara
Dalam membuat pionering menara perlu perispan
yang mantang. Apalagi jika membuatnya dalam ukuran yang sebenarnya yang sangat
memperhatikan tingkat keamanan baik bagi pembuat, pemakai, maupun orang lain di
sekitarnya. Penggunaan ikatan dan simpul pun harus tepat. Bagian mana yang
harus mengunakan ikatan kaki tiga, iktan canggah, ikatan palang, ataupun ikatan
silang. Pun pemilihan simpul seperti simpul mati, simpul pangkal, cara menyambung tali, dan lain sebagainya.
Dalam kepramukaan, baik latihan maupun lomba,
terkadang peserta didik diberikan tugas untuk membuat pionering bukan dalam
ukuran yang sebenarnya. Melainkan dalam ukuran yang lebih kecil atau biasa
dinamakan maket pionering. Dalam pembuatan maket pionering selain memperhatikan
ketepatan dalam penggunaan simpul dan iktan juga harus memperhatikan aspek
realitas. Artinya, maket pionering yang dibuat tersebut bisa terwujud dan
berdiri kokoh seumpama dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Terakhir, gambar-gambar pionering di atas
hanyalah sekedar contoh. Karena itu pramuka yang ingin membuat pionering (maket
ataupun ukuran sebenarnya) dituntut kreatifitasnya untuk membuat model-model
yang lebih baik.